Cari Berita Disini :

Sabtu, 13 Juni 2009






































Panorama Alam Riam Solang
Riam solang mungkin sudah tidak asing lagi bagi kebanyakkan orang di Provinsi Kal-Bar, khususnya Kab.Landak. Keindahan alam yang menjanjikan rasa nyaman bagi pengunjung, membuat riam solang menjadi tujuan utama bagi mereka yang ingin melepas kepenatan dengan kesibukan sehari-hari.

Riam solang terletak tidak jauh dari Desa Senakin, jarak tempuhnya pun relatif mudah untuk dijangkau. Dengan jarak tempuh kira-kira 20 menit dengan menggunakan kendaraan dan berjalan kaki kira-kira 1 jam, para pengunjung sudah dapat tiba di lokasi pariwisata unggulan desa setempat. Salain jarak tempuhnya relatif dekat, para pengunjung juga dapat menggunakan kendaraan roda empat dan sepeda motor atau berjalan kaki sembari menikmati alam sekitar selama perjalanan. Dengan hanya bermodalkan uang Rp.1000-Rp.2000 para pengunjung sudah dapat memasuki daerah pariwisata alam riam solang.

Keindahan alam yang ada di lokasi riam solang menyuguhkan keindahan air terjun setinggi kurang lebih 3 atau 4 meter. selain air terjun, batu tangket yang terletak tidak jauh dari lokasi air terjun juga menjadi salah satu suguhan bagi para pengunjung. Konon katanya, menurut cerita batu tersebut mempunyai cerita/legenda tersendiri sehingga tepat dibawah batu tersebut dapat kita temukan tempat untuk sesajian yang dibuat oleh penduduk setempat.

Setiap tahunnya, bertepatan dengan pergantian tahun baru biasanya tempat ini ramai dikunjungi. Jumlah pengunjung dapat mencapai ribuan orang, dari berbagai daerah terutama kaum muda. Maka tidaklah heran apabila setiap tanggal 1 januari setiap tahunnya, desa senakin selalu ramai dengan lalu lalang kendaraan para pengunjung.

Persimpangan jalan untuk menuju lokasi riam solang tidak jauh dari desa senakin. Jika kita dari arah Pontianak, maka jarak persimpangan dengan pasar senakin kira-kira 100 meter, sebelah kiri jalan atau tepatnya di depan pemakaman umum desa setempat. Selain panorama alam riam solang, masih ada lagi salah satu panorama alam yang terdapat didaerah Kab.Landak. Riam Jajak Buru, merupakan salah satu objek wisata yang keindahan alamnya kurang lebih sama dengan panorama alam riam solang. Namun, dilokasi Riam Jajak Buru tidak terdapat air terjun dan hanya menyuguhkan keindahan alam dan air bebatuan. Lokasinya pun tidak begitu jauh dari desa senakin, tepatnya di desa gombang.

Untuk sampai dilokasi tersebut pengunjung dapat menggunakan kendaraan roda empat dan sepeda motor. Namun kendaraan roda empat tidak dapat memasuki lokasi riam ini karena jalan utama setelah menempuh jalan beraspal, pengunjung harus menempuh jalan setapak yang hanya cukup untuk para pengendara motor, berbeda halnya dengan lokasi panorama alam riam solang.

Namun sangat disayangkan, panorama alam riam solang dan riam jajak buru ini belum diperhatikan oleh Pemerintah Daerah setempat. Padahal jika dikelola dengan baik, maka daerah tersebut dapat menjadi salah satu aset pemasukan daerah yang menjanjikan. Selain itu, keindahan alam riam solang kini mulai terusik dengan dibukanya ladang oleh penduduk desa setempat, sehingga keindahan alam yang ada terlihat tidak begitu asli lagi.

Oleh sebab itu, sangat disayangkan kiranya apabila salah satu aset daerah yang dimiliki oleh daerah ini tidak dikelola dengan baik atau malah dirusak keasliannya sehingga menimbulkan dampak negatif bagi para pengunjung.

Rabu, 10 Juni 2009

Hasil Panen Raya di Senakin Capai 8,160 Ton
Kamis, 2008 Februari 14

Hasil panen raya yang dilaksanakan di Dusun Serimbang, Desa Senakin, Kecamatan Senakin, Kabupaten Landak, pada Senin (11/02), diperkirakan sebanyak 8,160 ton. Panen raya ini dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, MH beserta istri. Yang didampingi oleh Bupati Kabupaten Landak, Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si beserta istri.

Antusias masyarakat Desa Senakin dalam menyambut panen raya, sudah terlihat dari jalan masuk menuju lokasi yang berjarak sekitar 3 kilometer dari jalan raya Senakin. Umbul-umbul berwarna-warni didirikan di kiri dan kanan jalan. Begitu pula pabayo (bambu yang kulit luarnya diraut, sebagai simbol adat), yang terlihat di sepanjang jalan menuju Dusun Serimbang.

Lalu lalang penduduk yang ingin turut serta dalam panen raya pun terlihat. Ada yang berjalan kaki secara bergerombol maupun menggunakan kendaraan roda dua. Mereka berduyun-duyun menuju lokasi kegiatan. Pukul 09.48, sirine kendaraan pengawal Gubernur mulai terdengar di lokasi panen raya. Panitia pelaksana pun mulai sibuk mengatur acara penyambutan. Di depan sebuah gerbang dari bambu yang dibangun sederhana, tampak orang nomor satu di Landak berdiri menanti kedatangan Gubernur. Selain itu tampak pula beberapa pejabat teras di Pemerintahan Daerah Landak, berdiri berjajar bersama Adrianus.

Ketika Cornelis beserta rombongan turun dari kendaraan, alat musik tradisional Dayak pun mulai ditabuh. Mengiringi dua kelompok penari, kelompok tua dan anak-anak, yang bertugas untuk memberikan kalungan bunga kepada Cornelis dan istri. Sebuah mandau pun diberikan kepada Cornelis untuk memotong sebuah bambu, sebagai tanda dibukanya jalan menuju lokasi panen raya.

Menurut Ir. Padu Palimbong, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Landak yang diwawancarai setelah acara panen raya. Acara ini merupakan inisiatif murni dari masyarakat Serimbang sebagai ungkapan rasa syukur bahwa usaha mereka dalam bidang pertanian selama ini sudah memberikan hasil yang baik.

Perkiraan hasil panen, ujar Padu, sekitar 8,160 ton. “Dengan luas lahan yang dipanen adalah 195 hektar, milik 10 kelompok tani dari 80 kepala keluarga,” ujarnya. Desa Serimbang sendiri merupakan wilayah KUAT. Selain melakukan panen raya, masyarakat juga melakukan temu wicara bersama Gubernur dan Bupati Landak dalam rangka memajukan pertanian di daerah Senakin.

Adrianus dalam sambutannya mengatakan bahwa hasil panen yang sudah dipanen cukup baik, mudah-mudahan menjadi pendorong bagi petani untuk menghasilkan padi yang lebih bagus lagi. “Dengan hasil yang baik itu diharapkan masyarakat bergairah untuk bertanam padi,” ujarnya. Menurut Adrianus, bila selama ini panen hanya dilakukan sekali dalam setahun. Untuk selanjutnya diharapkan masyarakat dapat melakukan panen sebanyak dua atau tiga kali dalam setahunnya.

Sementara itu, Cornelis menambahkan agar masyarakat jangan merasa puas dengan apa yang diperoleh selama ini. “Jangan pula hanya terpaku pada padi saja,” ujarnya. Tetapi, lanjut Cornelis, masyarakat harus dapat memanfaatkan lahan yang ada untuk ditanam dengan tanaman lainnya. Seperti pisang, sagu dan sayur mayur.
Panen raya ini juga diharapkan dapat menjadi cambuk yang menyemangati masyarakat khususnya di wilayah Kalbar untuk terus berusaha mengolah lahan yang ada, di tengah kondisi perekonomian yang sedang tidak menentu.
Arthurio/Borneo Tribune

Oleh Drs.Cornelis,MH













Gubernur Akan Hadiri Panen Raya

Kamis, 2008 Februari 14

Gubernur Kalimantan Barat, Drs. Cornelis, MH, direncanakan akan menghadiri panen raya pada, Senin (11/02), pukul 09.00. Hal tersebut diutarakan oleh Hermanto, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Pemerintah Kabupaten Landak yang dihubungi melalui telepon, Sabtu (09/02) lalu.

Menurut Hermanto, panen raya ini dilaksanakan di Dusun Serindang, Desa Senakin, Kabupaten Landak. Seperti diketahui, wilayah Landak memiliki lahan yang luas dan dimanfaatkan oleh masyarakatnya untuk sektor pertanian. 86 % penduduk di wilayah Kabupaten Landak bergerak di sektor pertanian. Karena didukung oleh letak yang sangat strategis termasuk untuk pemasaran hasil panen.

Panen raya ini juga menunjukkan keberhasilan Dinas Pertanian Landak, yang mampu memfasilitasi para petani untuk meningkatkan produksi hasil panen mereka. Terutama untuk memenuhi pencapaian Program Peningkatan Beras Negara (P2BN). Ketika diwawancarai beberapa waktu lalu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Landak, Ir. Padu Palimbong mengatakan bahwa untuk meningkatkan pengetahuan dan informasi kepada para penduduk, Dinas Pertanian memfasilitasi penduduk dengan mengikutsertakan mereka dalam pelatihan, seminar-seminar, pengobatan massal kepada ternak dan tanaman. Baik yang berasal dari tingkat regional maupun nasional.

Karenanya, ujar Padu, realisasi tanam di Landak mendekati 9.855 hektar dengan rata-rata panen 3,9 ton per hektar. Meningkatnya animo masyarakat terhadap pertanian terlihat di mana mereka melakukan swadaya untuk mengatasi permasalahan pupuk yang harus mereka beli sendiri.
Sementara itu Kepala Desa Senakin, Madiro, mengatakan bahwa 60 % penduduk Senakin merupakan petani yang mengolah lahan sendiri. “Lahan yang diolah penduduk adalah 0,3 %,” ujarnya.

Karenanya, petani di Senakin menggantungkan perekonomian keluarga dari sektor pertanian. Tak heran bila para petani tersebut berusaha sekuat tenaga dalam mengolah lahan pertanian mereka, dan berusaha untuk menjadi petani panutan. Madiro sendiri pernah dikirimkan oleh pemerintah pusat ke Malaysia dan Thailand, menjadi wakil Kalbar untuk melihat perkembangan pertanian yang ada di kedua negara tersebut.

Madiro menjadi wakil Kalbar setelah diikutsertakan dan lolos dalam seleksi anggota Kelompok Tani Andalan (KTNA) yang dapat dijadikan panutan oleh para petani lainnya. Karena memiliki sikap bertanggungjawab dalam menjalankan tugasnya sebagai Kades. Sekaligus juga sebagai petani yang menunjukkan kemauan bekerja keras.

Lahan pertanian yang fungsional di Landak adalah dengan luas 43-44 ribu hektar. Sebagian masyarakat melakukan dua kali panen. Luas panen rata-rata adalah 60 ribu hektar.
Hasil panen di Landak mengalami peningkatan tiap tahunnya. Dalam kurun waktu 2005-2007, masing-masing gabah kering giling yang dihasilkan adalah 3,5 ; 3,6 ; dan 3,9 ton.
Arthurio/Borneo Tribune

Oleh Drs.Cornelis, MH













Panen Raya di Dusun Serimbang, Desa Senakin


Komuditas Utama Desa Senakin

Desa senakin merupakan salah satu desa yang terletak di daerah Kec.Sengah Temila Kab.Landak, Kal-Bar. Desa senakin merupakan salah satu desa yang mulai berkembang seiring dengan kemajuan daerah di Kal-Bar, khususnya Kab.Landak. Sampai saat ini, desa senakin terus berbenah diri mengikuti perkembangan yang ada.

Desa senakin sudah tidak asing lagi untuk kita dengar. Hal ini dikarenakan Desa senakin merupakan salah satu desa pemasok beras terbesar di Kab.Landak. Dengan besarnya hasil pertanian padi yang dikelola oleh masyarakat sekitar, maka tidaklah heran apabila kini desa senakin dikenal sebagai kompleks agribisnis Kab.Landak. Besarnya lahan pertanian yang dimiliki oleh daerah ini dapat kita lihat dipinggir jalan raya, baik dari arah Kota Pontianak maupun sebaliknya.

Tiap kali panen, petani di daerah ini dapat menghasilkan puluhan ton padi. Dilihat dari letaknya, Desa Senakin memang dikelilingi oleh hijaunya lahan pertanian tanaman padi. Dan biasanya petani di daerah ini dapat memanen padi tiga kali dalam setahunnya. Namun, terkadang hasil pertanian di dearah ini mengalami penurunan akibat serangan hama wereng dan tikus. Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh para petani adalah banjir. Desa senakin tiap tahunnya sering dilanda banjir dan hal ini sudah menjadi langganan serta tidak asing lagi bagi masyarakat setempat. Adapun waduk/bendungan yang dibuat tidak dapat menahan besarnya curahan hujan, sehingga sungai Temila meluap dan membanjiri perumahan warga serta lahan pertanian yang ada.

Selain tanaman padi, desa senakin juga merupakan daerah pengembangan perikan dan perkebunan karet yang cukup besar. Namun, masih perlu dikembangkan.
Pertanian (Padi) Salah Satu Komuditas Utama Desa Senakin kab.Landak














Ini Dia Komplek Agribisnis Landak
06 August 2007
Mulai 2006, Pemkab Landak menetapkan 12 kawasan usaha agribisnis terpadu. Empat di antaranya sedang dibangun, dan dampaknya mulai kelihatan.

Kawasan usaha agribisnis terpadu (KUAT) merupakan sistem usaha tani terintegrasi dari hulu sampai hilir. Melalui sistem ini, kawasan diharapkan bisa tumbuh dan berkembang lebih cepat sehingga mampu mendorong perbaikan kesejahteraan masyarakat setempat.
Menurut Ir. Pa’du Limbong, Kepala Dinas Pertanian Landak, penetapan KUAT dimaksudkan untuk membangun pusat pertumbuhan agribisnis dan agroindustri. Dan lebih penting lagi, akses pasar terjamin.

Baru Empat
Untuk bisa dijadikan KUAT, suatu wilayah harus memiliki potensi lahan yang didukung iklim, jenis tanah, SDM, serta sarana dan prasarana usaha tani. Pengembangan KUAT berdasarkan surat keputusan gubernur dan bupati. Atas dasar itu, ditetapkan 12 komplek agribisnis terpadu. Sejak tahun lalu, empat kawasan mulai dikembangkan, yaitu Senakin Komplek di Kecamatan Sengah Temila, Ngarak Komplek di Mandor, serta dua di Mempawah Hulu (Sompak dan Kampet Komplek).
Komoditas unggulan Senakin adalah padi, yang dipadukan dengan perikanan, peternakan, dan perkebunan. Sementara di Ngarak dan Sompak, yaitu padi, peternakan, serta perkebunan. Di Kampet, selain padi, peternakan, dan perkebunan, bakal dijadikan sentra jagung.
Pa’du mengungkapkan, sasaran jangka pendek dari program itu untuk meningkatkan produktivitas padi dari rata-rata 3,7 ton menjadi 6 ton gabah kering giling (GKG)/ha. Juga ditargetkan ada perluasan areal tanam dari 56.000 menjadi 65.000 ha dan intensitas penanaman dari satu kali menjadi dua kali setahun.

Antusias
Saat AGRINA mengunjungi Senakin dan Ngarak, tampak kegiatan usaha tani padi, perikanan, dan peternakan mulai bergeliat. “Masyarakat di sini sangat antusias untuk meningkatkan usaha tani,” ucap Drs. Mardiro, Kades Senakin.
Senakin Komplek berketinggian 25—1.000 m di atas permukaan laut (dpl) dan meliputi 6 desa. Komplek ini memiliki potensi lahan sawah 8.509 ha dan lahan kering 31.505 ha. Dari jumlah itu, areal padi yang sudah digarap mencakup 7.246 ha di sawah dan 5.171 ha di ladang. Intensitas penanaman padi pun sudah meningkat, dari sekali menjadi dua kali setahun. “Produktivitas pun meningkat menjadi 6—7 ton gabah kering panen/ha,” kata Mardiro yang mengusahakan satu hektar sawah dan satu hektar kebun kakao.
Tak hanya di Senakin, sawah di Ngarak pun sudah bisa dua kali panen. “Dulu, masyarakat di sini malas menanam padi. Tapi kini bersemangat karena memang menguntungkan. Dan dalam waktu dekat, kami akan mencetak sawah baru,” urai Suparman, Ketua Kelompok Tani Nek Baruang, Desa Kayu Tanam, kawasan Ngarak Komplek.
“Dengan adanya program KUAT, sistem budidaya berubah dari tradisional menjadi moderen,” imbuh Sakimin, Kabid Tanaman Pangan, Dinas Pertanian Landak. Petani, lanjut dia, sudah memahami pentingnya penerapan pancausaha tani, seperti penggunaan benih unggul, pemupukan berimbang, dan pengendalian hama penyakit.
Sebagian petani yang tergabung dalam 16 kelompok tani di Senakin Komplek memadukan usahanya dengan perikanan dan peternakan. Perikanan diupayakan di kolam atau sistem mina padi.
Pengembangan peternakan sedang diuji coba di Desa Senakin melalui Kelompok Tani Usaha Bersama (KTUB). “Pada Februari lalu, dinas pertanian memberi bantuan bergulir 50 ekor sapi Madura indukan. Jadi setiap anggota memperoleh jatah 2 ekor,” aku Cosmas Ahan, Ketua KTUB. Namun, ia menyesalkan janji bantuan pejantan yang tak kunjung datang. Padahal semua sapi itu sudah siap kawin. “Tahun ini kami sudah menganggarkan pengadaan 60 ekor pejantan. Diperkirakan terealisasi Agustus—September. Sehingga nanti, setiap 10 ekor betina diberi bantuan satu ekor pejantan,” papar Matius, Kepala Tata Usaha Dinas Pertanian Landak.

Perlu Tambahan
Untuk menggenjot agribisnis di wilayah KUAT, petani masih menghadapi berbagai persoalan. Sarana irigasi masih sangat diperlukan pembangunannya guna menunjang kegiatan agribisnis. Pemda Landak melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) bidang irigasi terus berupaya membangun dan merehabilitasi sarana dan prasarana yang ada. Terbukti dari terus meningkatnya biaya pembangunan setiap tahun secara signifikan.
Menurut Ir. Bride S. Allorante, MM, Kepala Bidang Pengairan, Dinas PU Landak, keseriusan pemda untuk pembangunan irigasi ini tidak diragukan lagi. Bayangkan saja dari 12 kabupaten/kota di Kalbar, hanya dua atau tiga kabupaten, termasuk Landak, yang organisasi penanganan Operasi & Pemeliharaan (O&P) Pengairannya masih eksis sampai ke tingkat petugas bendung. Dalam pertemuan regional O&P pengairan se-Kalimantan dan Sulawesi tahun lalu terungkap, dana O&P Pengairan Kab. Landak lebih besar daripada kabupaten kaya, seperti Kutai Kartanegara.
Pun penangkaran benih, sedikitnya diperlukan 800 ha. Demikian pula alsintan, seperti traktor tangan dan mesin pemanen. Alat itu sangat dibutuhkan karena kawasan itu kekurangan tenaga kerja. “Untuk lahan 450 ha yang terjangkau oleh irigasi misalnya, butuh 30 unit traktor supaya pengolahan tanah bisa rampung 15 hari,” ungkap Ever Afat, Kepala BPP Sengah Temila.
Matius mengaku, alat pertanian masih menjadi kendala. Karena dana terbatas, pihaknya baru mampu menyediakan 4—5 unit traktor/tahun. Itu pun mesti dibagikan kepada 13 kecamatan.
Di luar itu, tenaga pendamping seperti PPL dan inseminator belum cukup. “Di Sengah Temila hanya ada 2 tenaga inseminator, itupun yang seorang sudah pensiun,” ucap Yuvenalis Victor, tenaga keswan dari kecamatan tersebut. Demikian pula PPL, sangat terbatas, sehingga wilayah kerja seorang PPL terlalu luas, bisa dua desa.
“Walaupun kawasan ini baru dibangun dan masih banyak hambatan, yang pasti, masyarakat setempat sudah merasakan ada perubahan kesejahteraan,” ucap Damianus SE, Manajer KUAT Senakin.













Banjir Bandang Terjang Andeng dan Senakin

Sabtu, 2009 April 11

Sengah Temila, Equator
Banjir bandang melanda Desa Andeng Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak, Sabtu (11/4) sore kemarin. Akibatnya ruas jalan raya dan enam rumah penduduk terendam sehingga warga panik dan bersiap untuk mengungsi. Arus lalu lintas mecet karena air naik kepermukaan jalan raya mencapai 60 centimeter.
Berdasarlan laporan seorang warga bernama Antonius, hujan deras mengguyur daerah setempat selama dua jam mulai pukul 16.00 sampai 18.00 sehingga air yang berasal dari bukit Pakatant mengikuti sungai yang ada di daerah setempat. “Warga panik, karena baru ini dilanda banjir bandang,” kata Anton ketika menghubungi Equator, tadi malam.
Air terus merangkak naik hingga kepermukaan di jalan Raya sehingga aktivitas lalu lintas macet karena genangan air mencapai 60 cm dan warga terpaksa harus mengemaskan barang-barang karena rumah sudak masuk air. “Terpaksa malam Paska warga Andeng tak bisa pergi misa di gereja,” ujar Anton warga Mandor yang sedang terjebak banjir usai berkunjung tempat keluarganya itu.
Senada dilaporkan Yeyel warga Andeng, akibat banjir warga Simpang Andeng tidak bisa melakukan ibadah pada malam misa, karena jalan menuju gereja tergenang air semakin naik di permukaan. “Banjir ini baru pertama kali,” ujar Yeyel.
Menurut dia, selain jalan raya dan rumah penduduk yang terendam, sejumlah areal pertanian juga ludes terendam air dan datang secara tiba-tiba tersebut. Padahal hari-hari biasa jika hujan turun lebat kendati ber jam-jam tidak pernah banjir di daerah setempat. Sehingga warga sempat merasa heran mengapa hari itu dilanda banjir. “Padahal hujan hanya dua jam, tapi langsung banjir,” ujar Yeyel. Hingga berita ini diturunkan air semakin merangkak naik dan warga terus bersiap-siap untuk mengantisipasi terjadinya banjir susulan. (rie)

Sumber : Harian EQUATOR Landak




























































Gunung Seha Kab.Landak

Gunung Seha merupakan salah satu gunung/bebukitan yang terletak di Kecamatan sengah temila, Kab.Landak tepatnya antara desa asong palah dan paloan. Gunung seha memiliki daya tarik panorama alam yang cukup menarik perhatian banyak orang, terutama bagi para pelancong yang melewati daerah ini. Karena letaknya yang sangat strategis dijalur lintas antar negara Indonesia-Malaysia & Brunei, gunung seha menjadi salah satu tempat perhentian bagi para pelancong untuk beristirahat sejenak atau menikmati minuman dan buah-buahan yang tersedia di Gunung Seha ini.

Dahulu, Gunung Seha bagi kebanyakkan orang dikenal sebagai tempat yang menyeramkan dan menakutkan. Konon katanya, di Gunung ini masyarakat setempat atau orang yang melintasi daerah pegunungan Seha sering diganggu oleh makhluk-makhluk gaib yang bergentayangan. Akan tetapi, seiring dengan berkembangnya daerah ini, maka hal tersebut mulai tidak dihiraukan lagi dan sudah menjadi hal biasa.

Gunung seha sampai saat ini merupakan salah satu tempat nongkrong yang mengasyikan bagi banyak orang, terutama bagi kaum muda. Biasanya, tempat ini ramai dikunjungi oleh anak-anak muda pada hari minggu sore. selain kebiasaan nongkong bareng teman, mereka juga biasanya melakukan kompoi sepeda motor sehingga suasana Pegunungan menjadi lebih hidup dengan keramaian. Selain itu, para pengunjung juga dapat menikmati sunset pada sore hari dari atas gunung ini.

Masyarakat setempat menggunakan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya, sehingga bila kita berkunjung di daerah Pegunungan Seha ini maka mata kita akan disuguhkan dengan banyak hal terutama tumbuhnya pasar tradisonal yang menyuguhkan beraneka-ragam sayuran dan buah-buahan khas daerah mereka.

Akan tetapi, sangat disayangkan Pemda setempat tidak memanfaatkan kesempatan yang ada. Padahal Gunung seha bolah dikatakan sebagai Puncaknya Kal-Bar, Khususnya Kab.Landak. Oleh sebab itu, sungguh disayangkan bila kesempatan ini tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.